Jumat, 29 April 2016



LAPORAN
SISTEM STARTER









Di Susun Oleh:
SELTUS SALIS
(14 611 067)

       JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI
      PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
    POLITEKNIK NEGERI
     SAMARINDA
    2015





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan salah satu tugas disusun untuk memenuhi tugas praktek “Kelistrikan Body”. Dalam laporan ini penulis membahas mengenai motor stater dan Alternator yang di dalamnya berisi pembahasan tentang pengertian, prinsip kerja, Komponen dan lain lain. Dalam pembuatan Laporan ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan Laporan ini sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membaca dan mempelajari laporan ini. 

Samarinda, 21 oktober 2015


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan.
Hal itulah yang menyebabkan keharusan adanya sisten starter pada kendaraaa, mobil pada umumnya menggunakan motor listrik yang digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke padabagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ).
Pada jaman dulu sebelu motor starter ditemukan untuk menghidupkan kendaraan dibutuhkan tenaga dari seseorang untuk memutar poros engkol, selain itu ada juga motor starter yang meggunakan energy listrik namun masih sangat kuno,seiring perkembangan jaman kini telah bayak ditemukan motor starter yang lebih modern dan tentunya lebih baik.
 Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecilyang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.
 
B. Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan motor starter dan alternator?
2.       Apa fungsi dari motor Starter dan alternator?
3.    Bagaimana prinsip kerja motor starter dan alternator?
4.    Komponen-Komponen apa saja yang terdapat pada motor starter dan alternator.



C. Tujuan

1. Mengetahui motor starter dan alternator
2. Mengetahui fungsi dari motor starter dan alternator
3. Mengetahui prinsip kerja motor starter dan alternator
4. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada motor starter dan alternator







BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian
1.       Motor Starter
 Motor starter adalah alah satu komponen  kendaraan yang berfungsi untuk memutar mesin pertama kali.
 Sistem starter atau motor starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.  Atau dengan kata lain motor starter juga merubah energy listrik menjadi energy gerak untuk memutar crankshaft mesin atau poros mesin melalui  fly wheel atau roda gila.
2.       Alternator
Alternator adalah Alternator adalah peralatan elektromekanis yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Pada prinsipnya, generator listrik arus bolak-balik disebut dengan alternator, tetapi pengertian yang berlaku umum adalah generator listrik pada mesin kendaraan.

B.      Fungsi
1.       Motor Starter 
Fungsi Motor Starter - Pada saat suatu mobil dalam kondisi mati, maka perlu adanya tenaga dari luar untuk memutar poros engkol pertama kali, putaran poros engkol ini dibutuhkan mesin untuk memulai siklus kerjanya atau dalam artian "mesin tersebut hidup". Ada banya cara yang digunakan untuk memutar poros engkol tersebut, diantaranya dengan cara mendorong kendaraan, meng engkol, meng-slah (pada sepeda motor) dan menggunakan motor listrik pada sepeda motor dan mobil. Dari cara-cara tersebut, paling banyak digunakan pada saat ini adalah dengan menggunakan motor listrik atau yang biasa kita sebut motor starter, dengan cara ini diharapkan proses dalam menghidupkan mesin dapat lebih efektif dan efisien. Motor starter ini menerima energi listrik dari baterai (aki), yang kemudian dirubah menjadi tenaga mekanik gerak, yang digunakan untuk memutar poros engkol melalui fly whell (roda gila).
Berlanjut ke inti pembahasan kita yakni, fungsi dari motor starter. Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa fungsi daripada motor starter pada sistem starter adalah :
Untuk merubah energi listrik dari baterai (aki) menjadi energi gerak (mekanik) yang akan digunakan untuk memutar fly wheel pertama kali yang dibutuhkan mesin tersebut untuk hidup atau melakukan siklus kerjanya.
Setalah mesin (engine) hidup maka tidak dibutuhkan lagi yang namanya motor starter untuk memutar fly wheel, karena pada saat mesin hidup, mesin sudah dapat menghasilkan usaha dalam siklus kerjanya, sehingga dapat berputar sendiri tanpa bantuan dari tenaga luar.
Saat ini, kita mengenal dua tipe dari motor starter, yakni motor starter tipe reduksi dan motor starter tipe konvensional. Berikut ini kontruksi dari kedua tipe motor starter.
v  Motor starter tipe Reduksi
Istilah reduksi pada motor starter berarti mengurangi atau menurunkan. Yang diturunkan adalah putaran motor starter. Jadi motor starter jenis reduksi merupakan motor starter yang putaran armaturenya direduksi atau diturunkan dengan sistem penurun putaran berupa roda gigi. Penurunan putaran motor starter ini berefek pada naiknya tenaga putar atau torsi motor tersebut. Beberapa bentuk motor starter tipe reduksi yang banyak dijumpai diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Bagian-bagian dari motor starter tipe reduksi diperlihatkan dengan jelas pada gambar di bawah ( konstruksi motor starter tipe reduksi ). Bagian-bagian utama dari motor starter ini adalah solenoid armature kumparan medan kopling starter gigi reduksi gigi pinion tuas penggerak komutator dan rumah starter

v  motor starter tipe konvensional
Pada motor starter tipe konvensional, gigi pinion terletak satu poros dengan armatur dan berputar sehingga berputar pada kecepatan yang sama. Tuas penggerak (shift fork) dikaitkan dengan plunyer magnetic switch yang mendorong gigi pinion dan menyebabkan berkaitan dengan ring gear flywheel.

Perbedaan motor starter tipe reduksi dan motor starter tipe konvensional
        Motor Starter Konvensional dengan Motor Starter Reduksi memiliki perbedaan utama, diantaranya yaitu :
·        Motor Starter Konvensional memiliki letak Armature yang sejajar dengan Pinion Gear. Sehingga sangat menguntungkan bagi kendaraan yang memerluan kecepatan akselerasi. Berbeda dengan reduksi yang putaran dari Armature nya harus direduksi kembali oleh Idle Gear sehingga memperlambat putaran.
·        Motor Starter Konvensional memiliki putaran yang cepat, karena putaran dari Armature langsung diterima oleh Pinion Gear sehingga motor starter jenis ini sangat cocok untuk kendaraan ringan. Sedangkan Motor Starter Reduksi memoliki putaran yang lambat, karena putaran dari Armature direduksi kembali oleh Idle Gear, sehingga tidak langsung diterima Pinion Gear dan menyebabkan momen puntir yang besar, sehingga motor starter jenis ini sangat cocok untuk kendaraan pengangkut.
·        Dari segi letak komponen pun berbeda, Motor Starter Jenis Konvensional memiliki Starter Clutch yang seporos dengan armature sehingga putaran dari armature dapat diterima secara langsung oleh pinion gear. Sedangkan letak Starter Clutch dari Motor Starter Reduksi memiliki poros yang sejajar dengan Magnetic Switch (solenoid).
·        Karena letak Clutch yang seporos dengan armature, maka dorongan dari Plunger tidak langsung diterima oleh Starter Clutch. Sehingga, dorongan dari plunger untuk menggerakan Stater clutch diperlukan komponen yang bernama Driver Lever (tuas penggerak). Untuk motor jenis reduksi sendiri, mempunyai perbedaan dalam hal ini, karena letak Starter Clutch yang seporos dengan Magnetic Switch, maka posisi plunger pun langsung bisa mendorong Starter Clutch ke arah perkaitan Pinion Gear dengan Ring Gear sehingga putaran dari Idle Gear diteruskan ke Ring Gear melalui Pinion Gear secara langsung melalui dorongan plunger.
2.       Alternator
Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari
mesin tenaga listrik, menghasilkan arus bolak-balik, alternator memsuplai kebutuhan listrik pada mobil sewaktu mesin hidup. Tetapi apabila jumlah pemakaian listrik lebih besar daripada yang dihasilkan alternator, maka baterai lkut memikul beban kelistrikan tersebut.

C.      Prinsip Kerja
1.       Prinsip Kerja Motor Starter

v  Motor starter tipe Reduksi
Pada saat kunci kontak ON
Dengan memutar kunci kontak pada posisi start, arus akan mengalir melalui kumparan penahan dan bersamaan dengan ini pula juga mengalir ke kumparan penarik dan kumparan medan, kumparan anker, massa. Pada saat ini kumparan penarik dan kumparan medan menghasilkan gaya magnet dengan arah yang sama.

gigi pinion berkaitan penuh
Bila saklar  magnet dan sekrup ulir memanjang telah mendorong gigi pinion sehingga terjadi perkaitan penuh dengan roda , plat kontak akan berhubungan dengan plunyer dan menghubungkan singkat antara terminal 30 dan terminal C dengan demikian arus besar akan mengalir dari baterai kemotor stater sehingga motor stater akan berputar dan menghasilkan torsi yang besar. Pada waktu yang bersamaan tegangan pada ujung ujung kumparan penarik mendapatkan potensial yang sama sehingga kumparan tersebut tidak dialiri arus . Plunyer dipertahankan pada posisi menempel ke kontak utama oleh gaya magnet pada kumparan penahan
selama motor hidup.
Apabila motor stater sudah hidup, anker akan diputarkan oleh roda gaya sehingga kopling stater akan berputar bebas dan mencegah anker berputar pada kecepatan tinggi di luar batas (over running)

Pada saat saklar stater OFF
Dengan memutar saklar stater pada posisi off, arus yang mengalir ke kumparan penahan akan terputus sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula, akibat dari dorongan pegas (plunyer spring) . Denga demikian kontak utama akan terbuka dari arus yang mengalir ke kumparan medan akan terputus dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu oleh dengan pengaruh  pengereman dari gesekan pada sikat (brush) dan komutator.
v  motor starter tipe konvensional
1.       Pada saat kunci kontak pada posisi ST (starter)
Apabila starter switch diputar ke posisi ST (atau pada saat start), maka arus dari baterai mengalir melalui kunci kontak kemudian ke hold in coil kemudian ke massa dan dilain pihak arus juga mengalir ke pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama. Seperti pada gambar diatas. Maka pada kedua kumparan hold in coil dan pull in coil terjadi kemagnetan.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kea rah menutup main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi berkaitan dengan ring gear pada roda gila (fly wheel). Untuk lebih jelas lagi kurang lebih aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai → kunci kontak → terminal 50 → hold in coil → massa
Baterai → kunci kontak → terminal 50 → pull in coil → field coil → brush positif → armature → brush negatif → massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu, relative kecil (belum besar) maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main switch (terminal 30 dan terminal C belum berhubungan).
2.       Pada saat Pinion Gear Berkaitan Penuh dengan Ring Gear

Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai menutup main switch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:
Baterai → kunci kontak → terminal 50 → hold in coil → massa Baterai→terminal 30→main switch→terminal c→field coil→armature→massa
Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coil tidak dapat mengalir (karena tidak adanya beda potensial), akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field coil→armature→massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen putar yang besar yang digunakan memutarkan ring gear. Bilaman mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling sarter akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.

3.       Pada saat Kunci Kontak Kembali ke Posisi On (mesin sudah hidup)

Sesudah mesin hidup, dan kunci kontak kembali ke posisi ON, serta main switch dalam keadaan belum membuka (belum bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut: 

Baterai→terminal 30→main switch→terminal C→Field coil→armature→massa

 
Oleh karena kunci kontak kembali On (bukan pada posisi Start), maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari teminal 50 melainkan dari teminal C.Sehingga aliran arusnya akan menjadi: 
Baterai→terminal 30→main switch→terminal C→Pull in coil→Hold in coil→massa

Karena arus pull in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan, sehingga kedua-duanya saling menghapuskan dan tidak terjadi kemagnetan, hal ini akan mengakibatkan kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula.Dengan demikian drive lever menarik sarter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan.

D.     Komponen-Komponen yang terdapat pada motor starter dan alternator
1.      Komponen-Komponen yang terdapat pada motor starter
Motor starter adalah suatu komponen dalam sistem starter mobil yang berfungsi untuk mengubah energi listrik dari baterai (aki) menjadi energi gerak (mekanik) putar yang akan digunakan untuk memutar fly wheel pertama kali, yang dibutuhkan mesin tersebut untuk hidup atau melakukan siklus kerjanya. Berikut ini komponen komponen dari motor starter :

1. Solenoid/Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet (magnetic switch) atau disebut juga dengan solenoid ini digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari ring gear flywheel, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui teminal utama (terminal 30 dan C). Di dalam saklar magnet terdapat dua kumparan, yaitu:
a. Pull In Coil merupakan suatu kumparan yang apabila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan dengan fly wheel.
b. Hold In Coil merupakan suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion dengan fly wheel tetap berkaitan.


Bagian-Bagian Solenoid
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)

2. Armature (Rotor) dan Shaft (Poros)
Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator serta kumparan armature. Armatur berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik (gerak), dalam bentuk gerak putar. Armatur terkadang juga disebut dengan angker.

Armatur
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
3. Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

Yoke dan Pole Core
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
4. Field Coil (Kumparan Medan)
Kumparan medan atau yang biasa disebut dengan field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil ini berfungsi untuk membangkit medan magnet.

Field Coid
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
5. Brush (Sikat) dan Brush Holder (Pemegang Sikat)
Brush atau sikat terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua:
a. Dua buah brush disebut dengan brush positif yang digunakan untuk menghubungkan arus dari field coil ke armatur dan brush.
b. Dua buah brush lainnya disebut dengan brush negatif yang digunakan untuk menghubungkan arus dari armatur ke massa.


Brush dan Brush Holder
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
6. Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan ring gear pada roda gila (fly wheel).

7. Drive Lever/Shift Fork (Tuas Penggerak)
Drive lever meneruskan gerakan dari plunyer solenoid untuk menggerakkan roda gigi pinion. Drive lever berfungsi untuk mendorong/menghubungkan pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan ring gear pada fly wheel, serta melepas perkaitan pinion gear dengan ring gear pada fly wheel.

Drive Lever
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
8. Kopling Starter/Starter Clutch (Overrunning Clutch)
Kopling starter berfungsi untuk meneruskan momen putar armatur shaft kepada fly wheel melalui roda gigi pinion, sehingga fly wheel dapat ikut berputar. Kopling starter juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil (mengecah kerusakan starter) bilamana putaran mesin yang tinggi cenderung memutarkan balik pinion gear. Kopling starter akan melepaskan dengan sendirinya bila putaran fly wheel (putaran mesin) lebih besar daripada putaran gear pinion (putaran starter).


Kopling Starter
9. Gigi Pinion dan Helical Spline
Gigi pinion dan ring gear meneruskan daya putar starter ke mesin. helical spline mengubah daya putar dai motor ke tuas pinion dan menyebabkan perkaiatan dan pelepasan gigi pinion dengan ring gear lebih lembut.


Gigi Pinion Gear dan Helical Spline
10. Reduction Gear (*Tipe Reduksi)
Reduction gear berfungsi meneruskan daya putar motor ke gigi pinion dan meningkatkan torsi/momen putar dengan mengurangi putaran motor. Daya yang dihasilkan berasio 1/3 sampai 1/4. Reduction gear biasanya dilengkapi dengan built-in overrunning clutch (kopling starter yang menjadi kesatuan unit). Reduction gear terdiri dari tiga gigi, yaitu drive gear, idle gear, dan clutch gear.


Reduction Gear
11. Planetari Gear (*Tipe Planetari)
Unit planetari gear pada motor starter tipe planetari berfungsi sebagai gigi pengreduksi, di mana meneruskan daya putaran dari armatur ke ring gear untuk memutarkan engkol mesin. Planetari gear juga berfungsi mereduksi putaran starter untuk meningkatkan momen putar/torsi.

2.      Komponen-Komponen yang terdapat pada Alternator
Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari
mesin tenaga listrik, menghasilkan arus bolak-balik, alternator memsuplai kebutuhan listrik pada mobil sewaktu mesin hidup. Tetapi apabila jumlah pemakaian listrik lebih besar daripada yang dihasilkan alternator, maka baterai lkut memikul beban kelistrikan tersebut.
Komponen-komponen Alternator :
a)      Pully
b)      Fan
c)      Spicer (Busing)
d)     Housing (Depan & Belakang )
e)      Rotor
f)       Stator
g)      Rectifier
h)      Rumah Sikat
1.      Pully


Pully berfungsi meneruskan putaran mesin ke alternator
Membuat perbandingan putaran antara putaran mesin dan alternator.

2.      Fan

Fan berfungsi untuk mendinginkan komponen-komponen yang berada di dalam alternator.
3.Spicer (Busing).

Berfungsi untuk menahan kipas atau sebagai pembatas antara kipas dan body depan alternator.


4.Housing Depan Dan Belakang (Rear end frame & drive end fram )
Housing Depan                                    Housing Belakang
                  






Housing Depan Dan Belakang (Rear end frame & drive end fram ) ini berfungsi untuk sebagai kerangka luar yang memegang bagian-bagian dalam alternator, selain iotu juga mempunyai saluran udara untuk meningkatkan efisiensi pendinginan.
5.Rotor

Rotor berfungsi untuk membentuk magnet pada kuku-kuku rotor. Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat
kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.
6.Stator


Stator merupakan bagian dalam alternator yang diam berupa lilitan.dan terdiri atas 3 kumparan yang pada salah satu ujung-ujunngnya dijadikan satu.pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga phase.untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga pashe.


7.Rectifier

Rectifier berfungsi untuk menyearahkan arus listrik.
Didalam alternator terdapat 2 buah rectifier, yaitu rectifier negative dan rectifier positif.
Rectifier positif ditandai dengan adannya terminal B pada alternator.
Terminal B pada alternator biasannya berupa baut yang dibuat lebih panjang dan atau lebih besar.

  
8.Rumah Sikat

Sikat arang berfungsi mengalirkan arus ke kumparan rotor melalui slip ring. Rumah sikat / Brush holder berfungsi sebagai tempat sikat arang.




BAB II
HASIL PRATIKUM DI LAB TEKNIK MESIN
1.      Sistem Starter
A.     Data awal:
1.      Selonoid
Fuli and Coil
v  Menggunakan Avo meter
Mengecek menggunakan Avo Meter : Berhubungan dan nilai tahanannya =00,5 Ohm (Bagus)
v  Menggunakan Battry
  Mengecek menggunakan Battry : Plunger Tertarik (Bagus)
Hold in Coil
v  Menggunakan Avo Meter
Mengecek menggunakan Avo meter : Berhubungan dan nilai tahanannya = 01,9 Ohm (Bagus).
v  Menggunakan Batrry
Mengecek menggunakan Baterai : Motor tidak tertahan setelah terminal motor starter di lepas (Rusak).
2.      Motor Starter
v  Mengukur menggunakan Avo meter
Mengecek menggunakan Avo meter : Berhubungan dan nilai tahanan = 0,3 Ohm (Bagus)
v  Mengecek Menggunakan Baterai
Mengecek menggunakan Baterai : Motor starter berputar (Bagus)

B.      Pembongkaran
1.      Melepaskan Magnectic switch
2.      Melepaskan kedua baut (seperti pada gambar) kemudian pisahkan reduction Gear dari Motor Starter.
3.      Untuk Membongkar reduction gear lepaskan packing dan planetary gear.
4.      Lepaskan Seal Rubber dan Plate
5.      Lepaskan Shaft dan Lever
       
6.      Lepaskan Snap ring dan keluarkan pinion stop ring, kemudian lepaskan over-runing clutc berikut internal gear.
7.      Lepaskan bracket belakang dan brush holder
8.      Melepaskan Armature Dari yoke
9.      Melepaskan Brush holder dari bracket.
10.   Melepaskan brush spring dan brush
Pemeriksaan












BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah menguraikan beberapa pembahasan diatas, maka sampailah kita pada tahap kesimpulan. Dengan adanya berbagai pembahasan, maka dapat penulis simpulkan bahwa : 

1. Motor Starter, itu merupakan jenis rangkaian yang sangat berperan penting dalam proses menghidupkan mesin kendaraan, berbagai komponen rangkaian dalam Motor Starter tersebut masing – masing memiliki kinerja yang saling berkaitan satu dengan komponen – komponen kendaraan. 

2. Sistem starter berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja dengan cara memutar poros engkol untuk melakukan kompresi awal. 

3. Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi :
Ø Kunci kontak (ignition switch)
Ø Fuse ( fusibel link )
Ø Kabel penghubung


Ø Baterai
Ø Motor Starter 

B. Saran
Dari pembahasan dan simpulan diatas dapat dituiskan saran – saran sebagai berikut :
Dalam mempelajari Sistem Listrik Stater harus di pahami penuh, agar dapat mengertahui hal hal yang terkecil, jika apabila ada masalah dalam sistem starter dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar